Obamaklik.id. Palembang,- Membangun infrastruktur perkotaan harus dilakukan dengan strategi jangka panjang.
Terkait dengan progres ke depannya, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Sumatera Selatan (Perkim Sumsel) Ir Basyaruddin Akhmad MSc, mengatakan bahwa pembangunan itu harus terkait dengan upaya pengembangan ekonomi kerakyatan setempat.
“Misalnya, jika kita membangun kolam retensi, setidaknya, di sekitaran kolam itu kita bangun pasilitas tempat masyarakat bisa berolahraga,” ujar Basyaruddin, di ruang kerjanya, Senin (22/5/2023).
Misalnya, kata Basyaruddin, dibangun ruang bersepeda, lokasi tempat orang-orang berlari-lari kecil, serta dibangun tempat bersantai dengan pasilitas tempat beristirahat yang nyaman.
“Yang paling favorit bagi masyarakat kita adalah ruang taman tempat santai. Di sini kita pasilitasi tempat duduk, dan lokasi berjualan,” ujarnya.
Kolaborasi antara kolam retensi dan kawasan wisata merupakan wahana favorit yang dilakukan juga di negara lain.
“Kalau kita pernah ke Thailand, ada Sungai Chauphraya. Di kiri kanan sungai itu terdapat obyek wisata yang menawan hati. Bahkan kita bisa menikmati semua itu sembari menikmati makanan khas setempat,” ujar Basyarudddin.
Terkait masalah itu, tambahnya, kemajuan yang dicapai masyarakat Thailand perlu dipejari. “Sebab pembangunan yang dilakukan sangat terstruktur dan memiliki wawasan ke depan,” ujar sosok cerdas lulusan program magister di Institut for Water Housing and Urban Development Studies (IHS) Roterdam Belanda, ini.
Menurut Basyaruddin, tujuan pembangunan infrastrutur perkotaan itu ada dua aspek kepentingan. Aspek pertama, katanya, infrastrutur yang dibangun menghadirkan keindahan, megah, dan memenuhi wajah perkotaan berskala internasional.
Yang kedua, kata Basyaruddin, mampu menciptakan manfaat bagi pengembangan ekonomi masyarakat. “Jadi, dua asas manfaat ini harus menjadi dasar untuk melengkapi pembangunan perkotaan,” jelasnya
Menurut Basyaruddin, jika ia dipercaya masyarakat untuk membangun infrastruktur yang sesuai planing pembangunan kota, dua asas penting itulah yang menjadi landasan utama. “Memang, seorang pemimpin ke depan itu harus memiliki visi yang kuat. Sebab, membangun infrastruktur kota bukan dicanangkan untuk hari ini saja, tapi fungsinya diarahkan bagi kepentingan ke depan,” ujar Basyaruddin yang didaulat sebagai Komisaris Utama PT Jakabaring Sport City (JSC) Palembang.
Dari tanggung jawab yang besar itulah akhirnya Jakabaring menjadi ruang perkotaan yang mampu menyentuh pengembangan ekonomi warga Kota Palembang.
Sebab selain dihadirkan pasilitas ruang olahraga berskala internasional, Basyaruddin juga membangun pasar induk yang menjadi pusat perdagangan bagi warga Kota Palembang.
“Jadi, kita jangan melihat situasi Jakabaring hanya berkembang saat ini saja. Tapi coba kita lihat sepuluh atau dua puluh tahun ke depan,” katanya.
Terkait pengelolaan pembangunan Jakabaring Sport City, kata Basyaruddin, selain memiliki visi manfaat ke depan, landasan lainnya adalah target tepat waktu.
“Dengan limit waktu dua tahun, saya bisa memenuhi target penyelesaian tepat waktu. Saya bangga,” ujarnya tersenyum.
Pembangunan infrastruktur yang tepat waktu dan tepat sasaran, jelasnya, akan mampu mengembangkan gerak laju perekonomian rakyat. Sebab, katanya, ketersediaan infrastruktur yang tepat sasaran berpotensi untuk mengembangkan kreativitas dan ekonomi rakyat.
Menurut Basyaruddin, keberhasilan membangun JSC tersebut, dilakukan dengan upaya dan pola kerja yang strategis. Buktinya, dalam dua tahun saja Basyaruddin berhasil membangun JSC tanpa menggunakan anggaran APBD atau APBN. Nah, caranya?
“Kita perlu melibatkan pihak ketiga. Misalnya pihak Pertamina dan anggaran dari Sinar Mas,” jelas Basyaruddin.
Alhamdulillah, katanya, pembangunan pasilitas Asian Games itu mampu diselesaikan tepat waktu. “Sesuai komitmen kita, pembangunan kita kerjakan siang malam, agar mampu mengangkat eksistensi wajah Indinonesia di mata dunia internasional,” ucapnya.
Basyaruddin mengakui bahwa selain membangun pasilitas JSC, tanggung jawab paling berat adalah membangun infrastruktur Light Rail Transite (LRT). Sebab target menyelesaikan LRT ini memang menjadi beban sangat berat. “Tapi saya yakin, akhirnya segala tantangan itu bisa teratasi. Bahkan semuanya bisa diselesaikan tepat waktu”.
Menurut Basyaruddin, jika ia dipercaya masyarakat memimpin di Kota Palembang, ia akan memberdayakan semua pasilitas yang ada, terumata menata fungsi LRT agar menjadi hidup dan menghidupi ekonomi masyarakat.
Ada beberapa hal yang akan ia lakukan. Misalnya menghidupkan fungsi LRT secara maksimal. Artinya, jangan melihat pergerakan LRT yang dikatakan lamban.
Masyarakat wajib untuk ikut memfungsikan keberadaannya. Misalnya, pihak Dinas Pendidikan bisa menginstruksikan sekolah-sekolah untuk mengajak siswanya kelilng kota seminggu sekali, naik kereta listrik yang ada di LRT.
“Dengan menggerakkan LRT setiap seminggu sekali, lambat laun suasananya akan menjadi hidup. Makanya saya akan berusaha untuk berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan kota atau Sumsel,” katanya.
Pasilitas LRT, kata Basyaruddin, bisa difungsikan untuk mengurangi kadar kemacetan di jalan raya. Caranya, maksimalkan angkutan pendukung untuk melancarkan lajunya kereta angkutan di LRT.
“Misalnya, ada pejabat yang mau ke kantor. Untuk mencapai ke LRT, sudah ada kendaraan penjemput yang tersedia. Kemudian turun dari LRT sudah ada kendaraan pengantar ke kantor. Jika ini dikondisikan secara lancar dan nyaman, maka orang akan malas membawa kendaraan pribadinya. Makanya untuk menjadi pemimpin harus dipilih yang memiliki visi ke depan. Selain itu, ia juga harus jujur. Ini yang menjadi cacatan kita,” ujar Basyaruddin. (Rilis)