Obamaklik.id Palembang,- beberapa tahun terakhir, permasalahan limbah di kota Palembang telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Setiap harinya, ribuan ton limbah dihasilkan oleh rumah tangga yang sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir tanpa pengelolaan yang tepat. Hal ini tidak hanya menyebabkan penumpukan sampah yang berlebihan tetapi juga menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan lingkungan dan masyarakat sekitar. Sampah organik yang membusuk di tempat pembuangan menghasilkan gas metana, yang berkontribusi terhadap pemanasan global, serta mencemari air tanah dengan bahan kimia berbahaya.
Proyeksi akumulasi sampah nasional mencapai lebih dari 60 juta ton per tahun pada tahun 2021. Di antara akumulasi sampah tersebut, sebanyak 53,92% merupakan sampah organik yang terdiri dari sampah makanan (39,93%) (Lestari, 2022). Sampah makanan yang tidak dikelola dengan baik dan benar dapat memberikan beragam permasalahan bagi lingkungan, ekonomi, sosial, serta mempengaruhi ketahanan pangan di Indonesia. Menurut Global Food Security Index, Indonesia hanya menempati peringkat ke-69 dari 113 negara di bidang ketahanan pangan pada tahun 2021. Kondisi ini memperlihatkan betapa krusialnya kebutuhan dan kesadaran akan solusi inovatif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah limbah makanan dan ketahanan pangan di Indonesia, terutama di Palembang.
Merespons permasalahan tersebut, proyek Greenesia 4.0 hadir sebagai inisiatif untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya produksi pangan berkelanjutan untuk meningkatkan ketahanan pangan serta memanajemen limbah yang ada. Salah satu solusi yang diusung adalah pengembangan sistem hidroponik yang mampu mendorong ketahanan pangan dengan lahan yang sempit sekali pun. Solusi ini tidak hanya mewujudkan ketahanan pangan, tetapi juga produksi yang berkelanjutan dengan memanfaatkan limbah sebagai medianya sekaligus juga memberikan manfaat tambahan bagi masyarakat. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya dapat mengurangi sampah mereka tetapi juga memanfaatkan kembali limbah tersebut untuk menghasilkan bahan pangan yang sehat dan segar.
Sesi Pembekalan Diri bersama Para Ahli
Proyek Greenesia 4.0 berlangsung sejak 1 Juli 2024 hingga 28 Juli 2024. Selama rentang waktu tersebut, peserta yang juga merupakan relawan dalam proyek ini berkontribusi aktif dalam mewujudkan keberhasilan tujuan proyek yang mengusung poin ke-12 TPB. Kegiatan peserta dimulai dari pembekalan, observasi, perencanaan, pengembangan, hingga implementasi proyek secara langsung kepada masyarakat dan siswa SMA.
Sebelum fase pengimplementasian proyek, peserta diberikan kesempatan untuk meningkatkan kapabilitasnya melalui serangkaian sesi diskusi dan pembekalan diri bersama para ahli di bidangnya yang dikemas dengan interaktif. Sesi ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas dan memperkaya wawasan peserta sebelum melaksanakan proyek secara langsung di lapangan. Topik yang menjadi sorotan di rangkaian sesi ini adalah waste management, hydroponic and sustainable food production, dan pengolahan kompos.
Sesi “Youth and Sustainability” menjadi sesi pembekalan pertama yang diikuti oleh peserta. Melalui sesi yang diisi oleh Hari Wibawa, pembicara yang merupakan Kepala Bidang PPP BAPPEDA Sumatera Selatan, peserta belajar segala hal terkait dengan TPB terkhusus pada TPB nomor 12 yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung jawab, serta permasalahan mengenai ketahanan pangan dan tumpukan limbah di Sumatera Selatan.
Selain membahas TPB, peserta juga diajak untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai limbah, manajemen limbah yang baik dan benar, serta peran pemuda dalam mengambil aksi manajemen limbah melalui sesi “101 Waste Management” dengan Ricky Alamsyah, Founder of PT Wise Solution, sebagai pembicara.
Peserta juga turut mempelajari bagaimana cara membuat suatu sistem hidroponik dan apa saja yang menjadi faktor penting dalam pembuatan serta perawatan tanaman hidroponik. Bondan Fiahrahman, seorang QC Officer dari Batamindo Green Farm, mengajarkan cara membuat hidroponik kepada peserta dalam sesi “Hydroponics and Sustainable Food Production.
Selanjutnya, peserta mendapatkan kesempatan untuk berdiskusi dengan Aditya Wicaksono, founder Tanduria.co yang bergerak di bidang Urban Farming, sekaligus menjadi pembicara pada sesi “Going Through Practical Composting Techniques.” Pada sesi ini, peserta mempelajari lebih lanjut mengenai teknik pembuatan pupuk kompos.
Tidak hanya melalui sesi diskusi dan pembekalan secara daring, peserta juga diberi kesempatan untuk belajar secara langsung melalui sesi workshop dan kunjungan edukasi yang berkolaborasi dengan The Zafarm Palembang. Dalam sesi yang dilaksanakan selama tiga hari ini, peserta belajar mengenai sistem-sistem hidroponik, penyemaian bibit, takaran nutrisi yang tepat, perawatan hidroponik, serta instalasi hidroponik. Fasilitator berpengalaman dari The Zafarm Palembang turut menemani peserta selama kegiatan.
Melalui serangkaian agenda pembekalan diri dan diskusi bersama para ahli tersebut, peserta diharapkan dapat meningkatkan kapabilitas dan kompetensinya dalam pengimplementasian proyek secara langsung di masyarakat.
GreenAction: Aksi Peserta untuk Perwujudan Lingkungan Hijau
Sesi yang menjadi puncak dari pelaksanaan Local Project adalah tahap pengimplementasian proyek yaitu GreenAction. Dalam pengimplementasian proyek, peserta dituntut untuk bisa menyelesaikan permasalahan dan tantangan nyata mengenai isu TPB 12. Peserta melaksanakan dua final project dengan anak muda dan masyarakat sebagai sasaran pengimplementasiannya.
Peserta harus mengasah kreativitasnya dalam kegiatan edukasi mengenai isu TPB 12 kepada anak-anak di SMAN 2 Palembang sebagai upaya peningkatan kesadaran mengenai isu TPB 12 di Palembang. Peserta dibagi menjadi beberapa kelompok yang mengangkat isu yang berbeda-beda, dimulai dari manajemen limbah, produksi pangan berkelanjutan, ekonomi sirkular, dan gaya hidup berkelanjutan. Edukasi ini juga dikemas oleh peserta dalam bentuk yang ciamik dan menarik sehingga terasa menyenangkan bagi siswa SMA.
Selain memberikan edukasi, peserta juga melakukan instalasi sistem hidroponik DFT skala medium menggunakan pipa dan sistem wick dengan media styrofoam di SMAN 2 Palembang. Peserta juga mengajak siswa SMAN 2 Palembang untuk terlibat terlibat langsung dalam instalasi ini dan mengenalkan mereka kepada sistem hidroponik serta perawatannya.
Tidak hanya siswa SMA, tetapi sasaran proyek juga mengarah kepada publik atau masyarakat. Oleh karena itu, peserta kembali melatih kreativitasnya serta kemampuan dalam persuasi melalui kegiatan campaign mengenai TPB 12 di Kambang Iwak Palembang. Dalam kegiatan tersebut, peserta mengajak para masyarakat untuk lebih peduli terhadap isu-isu yang diangkat dalam TPB 12 dan menerapkan pola hidup yang berkelanjutan demi lingkungan yang lebih hijau.
Eksplorasi Perspektif dalam Sesi Networking
Selain menawarkan pengalaman praktis mengenai hidroponik dan edukasi, Local Project Greenesia 4.0 juga turut menyajikan kesempatan bagi peserta untuk memperluas jejaring dan mengeksplorasi perspektif baru melalui sesi networking. Pada kesempatan kali ini, Greenesia 4.0 AIESEC in Unsri melakukan kolaborasi dengan Mahidana 14.0 AIESEC in Unila. Dalam sesi ini, peserta berbagi perspektif mengenai budaya dari daerah masing-masing serta pelajaran yang diambil dari proyek yang dilaksanakan. Peserta dapat saling memperkaya wawasan dan pengetahuan mengenai budaya dan TPB sembari memperluas jejaring sosial melalui sesi ini.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai AIESEC in Unsri silahkan hubungi bagian EwA Marketing AIESEC in Unsri, Adrian Oktavianza, di nomor 0821-8577-2234, atau melalui email adriannokt@aiesec.net.(Eky)