Obamaklik.id
Jakarta,- M Wisnu (55) warga Jalan Kol H Burlian KM 9 Kecamatan Sukarami kota Palembang ini merasa kecewa dan dirugikan atas pelayanan salah satu oknum dokter di salah satu Rumah Sakit (RS) Kanker di kawasan Jalan Letjend S Parman Jakarta.
Sebab, ia mengaku, telah menerima pelayanan yang kurang etis atau diduga arogan dengan diduga menggebrak meja dengan keras sembari mengeluarkan kata-kata diduga kasar bernada membentak, “saya tidak suka seperti ini”, dari salah satu oknum dokter terduga Eka, katanya, Kamis (17/11/2022). Wisnu menceritakan, hal ini terjadi saat ia menjalani berobat lanjutan atas disposisi dari dokter berinisial D ke dokter terduga Eka diduga memberikan pertanyaan diduga secara beruntun tentang “sejak kapan berobat dan obat apa saja yang telah saya konsumsi?”, katanya menirukan kata oknum dokter terduga Eka.
Lantaran “saya tidak hafal dan tidak ingat dalam keadaan sakit, terjadilah hal itu saat saya konsultasi” pada Kamis (10/11/2022). Secara spikologis saya sangat terpukul dan terpancing emosional, hingga kondisi saya drop, keluhnya. Menurutnya, pelayanan seperti ini diluar kewajaran dan akal sehat saya yang saat ini mengalami sakit selama bertahun-tahun lamanya yang tentunya telah banyak mengeluarkan biaya yang tidak sedikit di RS ini sebelumnya. Akan tetapi, pelayanan yang saya terima seperti ini. Apakah lantaran saat ini saya berobat menggunakan fasilitas Indonesia Sehat atau BPJS? Keluh Wisnu bernada bertanya. Akibatnya, Wisnu mengajukan permohonan mengganti oknum dokter yang diduga arogan tersebut terduga dr Eka ke dokter lain yang memiliki keahlian yang sama kepada Direktur Utama RS Kanker berinisial “D” ini pada Rabu (16/11/2022).
Sebab, Wisnu menilai, oknum dokter tersebut diduga keras telah melanggar sumpah dokter Indonesia dan Wisnu bertekad untuk berobat di RS Kanker D ini yang merupakan milik pemerintah Republik Indonesia (RI) bukan milik oknum dokter tersebut, tegasnya. Selain ditujukan ke Dirut RS, surat permohonan ini juga saya tembuskan ke : Presiden RI, Kepala BIN RI, Menteri Kesehatan RI, Inspektorat Jenderal Kementerian Kesehatan RI, Ketua DPR RI, Ketua Komnas HAM RI dan Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) di Jakarta serta Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), tutupnya.
Sementara itu, hingga berita ini dipublikasikan, belum ada balasan atau tanggapan atas permohonan mengganti oknum dokter yang diduga arogan dari pihak RS, maupun oknum dokter dan pihak terkait lainya belum dapat dikonfirmasi.(Suherman)