OBAMAKLIK.ID, PALEMBANG — Ada pengalaman menarik yang diceritakan Gubernur Sumsel, Herman Deru dalam kegiatan Fokus Grup Diskusi (FGD) yang digelar Lemhanas RI di Aryaduta, Selasa (1/8/2022).
HD bercerita tentang pengalamannya saat mengikuti kegiatan Lemhanas di kantornya beberapa tahun lalu. HD kala itu masih menjabat sebagai Bupati OKU Timur dan kegiatan dihadiri langsung Presiden RI yang saat itu dijabat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Ada satu bupati dari ujung Sumatera tertidur saat kegiatan sosalisasi. Saya ingat betul, sekitar pukul 18.30 cuaca dingin. Bupati itu tertidur bahkan sampai kepalanya tertidur di pundak saya. Bertepatan itu, kamera televisi langsung menyorot ke arah kami berdua. Langsung saja pak SBY marah dan disentil. Karena menyorot ke saya, orang se-Indonesia mengira saya yang dimarahi pak Presiden, padahal pelakunya bukan saya, ” kata HD sambil tertawa yang diiringi gemuruh tawa peserta FGD lainnya.
HD menyebut pengalaman ditiduri pundak sesama bupati itu menjadi pengalaman yang tak pernah dia lupa hingga saat ini. Makanya begitu tahu kegiatan Lemhanas, dia pun spontan mengenang hal tersebut lantaran semua sorot kamera mengarah padanya kala itu.
Bagi HD sendiri, Lemhanas merupakan lembaga yang sangat akrab baginya. Hampir semua kegiatan di kantor pusat sering diikutinya. Makanya dirinya mengaku sangat bangga dengan kegiatan FGD yang bisa diselenggarakan di Palembang, Sumatera Selatan.
“Sangat bangga sekali, Lemhanas memilih Sumsel dalam penyelenggaraan FGD, ” katanya.
Menurutnya, Provinsi Sumatera Selatan mempunyai wilayah spesifik dengan keberadaan masyarakatnya yang sangat heterogen karena terdiri dari banyak suku dan tentunya beragam bahasanya sesuai dengan sembilan sungai di Provinsi Sumatera Selatan atau lebih dikenal dengan Batang Hari Sembilan.
Kegiatan dibuka oleh Deputi Pengkajian Strategik Lemhannas RI Prof. Dr. Ir. Reni Mayerni, M.P., di Hotel Aryadhuta Palembang, Selasa (1/8/2022).
“Ya kita perlu sentuhan khusus guna menghadapi masyarakatnya sesuai dengan simbol Sumsel Bersatu Teguh dan itu harus dilaksanakan, sehingga menghasilkan masyarakat Sumsel dengan brand zero konflik dengan pendekatan kearifan lokal yang harus dipelihara dan dikembangkan,” ujar HD.
HD menjelaskan Transisi demokrasi Indonesia mengalami tantangan ketika dihadapkan pada masuknya paham dari luar atau ideologi transnasional yang dapat mempengaruhi perilaku kehidupan bermasyarakat.
“Walaupun Pancasila telah menyatu dalam kehidupan kita sepanjang Republik Indonesia ini berdiri, namun tantangan yang dihadapi Pancasila tidaklah semakin ringan,” ungkap HD.
Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi juga mempengaruhi lanskap kontestasi ideologi. Revolusi Industri 4.0 telah menyediakan kemudahan dalam berdialog, berbagai berinteraksi dan berorganisasi dalam skala besar lintas negara.
“Ketika konektivitas 5 G melanda dunia, maka interaksi antardunia juga akan semakin mudah dan Kemudahan ini bisa cepat digunakan oleh ideolog ideolog transnasional radikal untuk merambah ke seluruh pelosok Indonesia, ke seluruh kalangan, dan ke seluruh usia, tidak mengenal lokasi dan waktu,” tutur HD
Turut hadir Rektor Universitas Taman Siswa Dr. Azwar Agus S.H. M.H, Ketua FKUB KH. Mal’an Abdullah, Kaban Kesbangpol H. Sunarto. (dewi).