Dimana kunjungan kerja Lemhanas RI di Sumsel tersebut dilakukan guna pengumpulan data dalam rangka memberi sumbang saran pemikiran kepada Presiden RI dalam bentuk rekomendasi kebijakan strategis terkait soal menyikapi ideologi transnasional dalam rangka konsolidasi demokrasi.
Pada kesempatan itu, Herman Deru memamerkan sejumlah potensi dan keunggulan Sumsel.
“Sumsel ini merupakan provinsi yang masyarakatnya heterogen. Dikenal sebagai batang hari sembilan karena ada sembian suku, sembilan bahasa, dan sembilan sungai besar ada di Sumsel ini,” kata Herman Deru.
Kendati memiliki penduduk heterogen, lanjutnya, kerukunan di Sumsel masih tetap terjaga sampai saat ini.
“Keheterogenan itu menjadi modal Sumsel dalam mengelola daerah. Kontrol ego masing-masing penduduk tetap terjaga sehingga terciptanya Sumsel zero konflik baik dari konflik agama, ras, dan lainnya,” paparnya.
Selain itu, sambung Herman Deru, ketahanan pangan di Sumsel juga tak kalah hebatnya. Dimana, potensi pertanian dan perkebunan menjadi andil terwujudnya ketahanan pangan tersebut.
“Potensi utama yang ada di Sumsel adalah pertanian, baik dari sektor pangan seperti padi maupun perkebunan seperti karet dan sawit,” terangnya.
Terciptanya ketahanan pangan tersebut juga tak lepas dari peran semua pihak yang turut membantu. Termasuk peran TNI dan Polri.
“Di sektor pangan ini, TNI dan Polri juga turut andil dalam menjaganya. Bahkan para petani juga kita bekali ilmu agar memiliki jiwa enterpreneur sehingga tidak menjadi buruh di lahannya sendiri,” bebernya.
Dia juga mengaku, jika sektor pertanian di Sumsel menjadi salah satu pendorong menurunnya angka kemiskinan.
Gerakan Sumsel Mandiri Pangan (GSMP) disebutnya memiliki potensi besar dalam penekanan angka kemiskinan tersebut.
“GSMP yang dicanangkan cukup berhasil menekan angka kemiskinan di Sumsel ini. Jadi di Sumsel ini masyarakat diubah pola pikirnya dari yang sebelumnya konsumtif menjadi produktif,” jelasnya.
Sementara itu, Gubernur Lemhanas RI Andi Wijajanto mengapresiasi langkah yang dilakukan Sumsel hingga saat ini.
“Yang paling menonjol dan utama di Sumsel ini adalah soal pangan. Hingga saat ini stabilias pangan di Sumsel mampu dipertahankan,” katanya.
Termasuk juga GSMP. Menurutnya, GSMP di Sumsel berhasil mngatasi kemiskinan.
“Dilihat dari data, GSMP ini berhasil mengatasi kemikinan di Sumsel ini,” tuturnya.
Tidak hanya itu, dia menyebut, saat menjelang dan pesta demokrasi, tak pernah terpantau terjadinya konflik di provinsi yang beribukota di Palembang ini.
“Meski memiliki penduduk heterogen, selama ini di Sumsel tidak terjadi masalah baik saat biasa maupun saat pesta demokrasi. Skor Sumsel ini memang selalu baik,” pungkasnya.
Hadir dalam Welcome Dinner tersebut, Deputi Pengkajian Strategi Lemhanas RI Prof Reni Mayemi, Tenaga Profesional Bidang Strategi Lemhanas RI Komjen Pol (Purn) Drs Heru Winarko, Tenaga Profesional Bidang Sosbud dan Politik Dalam Negeri Lemhanas RI Dr. Ir. H Gusnar Ismail, Direktur Pengkajian Ideologi dan Politik Debidjianstrat Lemhanas RI Berlian Helmy, Ketua DPRD Sumsel Hj RA Anita Noeringhati, Pangdam II Sriwijaya Mayjen TNI Agus Suhardi, Kapolda Sumsel Irjen Pol Toni Harmanto, Wakapolda Sumsel Brigjen Pol Rudi Setiawan, Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang H Endang Ali Ma’sum.*