PALEMBANG | Anggota Polisi Sektor Ilir Timur II terpaksa harus bertindak tegas dan terukur terhadap laki-laki berbahaya Ishak alias Robert (38).
Ishak melakukan tindakan yang berbahaya terhadap Arifin (40). Sebab dalam pertikaiannya dengan Ishak, laki-laki harus mengalami pembacokan di lengan kanan, dada, dan baju belakangnya.
Terkait kekejaman Ishak terhadap warga dan petugas polisi itu, Kapolda Sumsel Irjen Pol Rachmad Wibowo SIK, mengatakan bahwa peristiwa itu terjadi di Jalan Ali Gatmir, Kecamatan Ilir Timur III Palembang, Jumat (6/1/2023).
“Saat kejadian, Ishak ditangkap anggota kita karena dia telah melakukan penganiayaan terhadap Arifin dan anggota polisi,” ujar Kapolda melalui Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi, Sabtu (7/1/2023).
Menurut Supriadi, tragedi penangkapan itu berlangsung alot karena pelaku bersembunyi dalam gorong-gorong PUPR di kolam penampungan air.
Menurut Kabid Humas Polda Sumsel tersebut, peristiwa penganiayaan berawal saat Ishak mengamuk sekitar pukul 6.00 WIB. Dalam kejadian itu, Ishak membacok lengan Arifin sehingga mengalami luka bacok di lengan kanan, punggung, dan perut korban.
“Mendapatkan laporan masyarakat, anggota kita dari Polsek IT II melakukan pengejaran. Saat itu Ishak membawa dua senjata tajam sejenis parang,” katanya.
Sekitar pukul 14.00 WIB anggota Polsek IT II mendapat informasi bahwa Ishak bersembunyi di bawah rumah keluarganya.
Saat tiba di tempat persembunyian Ishak, Kanit Reskrim IPDA Armansah Gustana dan anggotanya mendatangi pelaku. Tanpa diduga sama sekali, Kanit Reskrim mendapat serangan dari Ishak. Akibatnya tangan kiri Armansah mendapat luka bacokan.
Karena melakukan perlawanan secara brutal, akhirnya petugas melakukan sikap tegas yang terukur. Ishak terpaksa dilumpuhkan dengan tembakan di tubuhnya.
Saat itu, kata Kabid Humas, pelaku masih mampu melarikan diri ke belakang rumah. Lalu Ishak melompati tembok masuk ke kolam penampungan air di dalam gorong-gorong PUPR
“Selama dua jam setengah (dari pukul 15.00-17.30 WIB), kita melakukan evakuasi terhadap pelaku,” tukas Supriadi.
Dengan luka tembak di beberapa bagian tubuhnya, tersangka dibawa ke Rumah Sakit Pelabuhan untuk perawatan. “Selanjutnya dia dirujuk ke RS Bhayangkara Mohamad Hasan Palembang,” imbuhnya.
Sebelumnya, jelas Supriadi, pihaknya meminta persetujuan dari keluarga Ishak secara tertulis. Apabila dia tetap bersikap brutal dan melawan petugas, akan dilakukan tindakan tegas dan terukur hingga ke penembakan.
Selain membekuk pelaku, petugas juga mengamankan dua senjata tajam yang digunakan pelaku untuk penganiayaan.
Dari informasi yang diperoleh, Ishak mendapat luka tembak di bagian bawah dada kiri, luka di perut dengan pusar kanan dan bagian samping kiri pinggang Ishak.
Menurut Supriadi, pelaku harus dioperasi karena ada usus halus yang robek sekitar 2X5 sentimeter, dan keluarnya isi usus dari rongga perut.
“Pembersihan kotoran usus dan penyambungan usus membutuhkan waktu sekitar empat jam,” jelasnya.
Saat pencarian proyektil dengan alat C-arm, kata Supriadi, posisi proyektil dekat dengan organ vital. Sementara kondisi pasien menurun tajam setelah empat jam dioperasi.
“Akhirnya tindakan operasi dihentikan dan dinding perut ditutup kembali. Jadi, apabila kondisi pasien sudah stabil, operasi pengangkatan proyektil akan dilakukan kembali,” pungkas Kabid Humas Polda Sumsel. (*)
Laporan Anto Narasoma