OBAMAKLIK.ID,PALEMBANG–Kepala Staf TNI AD (Kasad), Jenderal TNI Dudung Abdurachman SE MM secara blak-blakan mengaku tiap melakukan kunjungan kemanapun, entah dalam rangka tugas atau apapun pasti selalu mendatangi kampus dan universitas setempat. Bahkan agenda ke mahasiswa berasa jadi kunjungan wajib selain tugas pokoknya lainnya.
Secara blak-blakan, Dudung mengungkapkan itu saat memberikan kuliah umum, Wawasan Ketahanan Nasional di Universitas Sriwijaya Palembang, Senin (7/3/2022). Bahkan Dudung yang saat itu mengenakan seragam tentara lengkap itu mengibaratkan, dirinya akan merasa janggal dan belum puas jika tidak melihat mahaiswa di kampus manapun.
“Ibarat kata orang Palembang, kalau belum makan nasi maka perut tidak akan nendang, makan pempek tidak pake cuko, seperti ada yang kurang kalau saya tidak melihat mahasiswa saat bertugas ke daerah, entah Palembang, Sulawesi, Makasar sampai ke daerah Timur Pun tetap saya menyambangi kalian semua, “ucap Dudung.
Dia mengaku terpanggil, jiwa korsa dalam tubuhnya bakal berontak jika mahasiswa yang dia sebut kalangan Gen-z rusak dan terpapar paham radikalisme. Bahkan dia mengungkap fakta bahwa penganut paham radikalisme mengincar mahasiswa sebagai sasaran empuk untuk memporak-porandakan kondisi keamanan masyarakat.
Paham Radikalisme dia sebut sebagai musuh bebuyutan yang bisa menghancurkan nilai keamanan masyarakat. Makanya dia tidak ingin, kalangan mahasiswa dijadikan alat bagi penganut paham tersebut untuk masuk hingga memporakporandakan nilai-nilai toleransi antar masyarakat.
“Memang di masa media sosial, internet berhamburan, mahasiswa ini jadi incaran penganut paham radikalisme ini berkembang bahkan mengacu data yang ada, bahwa 20 persen penganut paham radikalisme ini adalah kalangan muda, saya tidak ingin ini terus terjadi. Makanya kampus yang seharusnya jadi tempat belajar dijadikan sarang untuk menyebarkan radikalisme ini. Saya tidak ingin ini terjadi. Masa depan bangsa ada ditangan kalian. Kalian harus punya pondasi kuat agar bisa membentengi diri dan tidak terpapar dengan ajaran radikalisme seperti ini, “ucap Dudung.
Makanya, lanjut Dudung, moral mahasiswa jangan sampai dibenturkan sekelompok orang untuk menyebar isu negatif dan hoak dan hal-hal negatif dalam rangka memecah persatuan bangsa.
Menurut Dudung, perlu dilakukan benteng yang kokoh dan kuat agar pola pikir mahasiswa bisa maju kedepan, realistis dan mengedepankan asas perdamaian dalam rangka memperkuat persatuan bangsa.
“Inilah alasan saya, mengapa kalau berkunjung ke daerah, mendatangi mahasiswa menjadi agenda pokok yang harus saya lakukan, untuk memberikan pemahanan dasar dalam rangka memper- kuat wawasan ketahanan nasional sehingga tidak mudah terpapar dengan ajaran radikalisme, ‘ungkap Dudung.
Seperti kunjungan ke Palembang, lanjut Dudung, meski dia datang dalam rangka tugas lain bersama Gubernur Sumsel, Herman Deru, namun dia pun juga mengunjungi Universitas Sriwijaya Palembang, serta bertemu langsung dengan mahasiswa meski dalam bentuk kuliah umum. Hal yang sama juga dilakukannya di daerah lainnya.
Dudung sendiri didampingi langsung Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya, Rektor Universitas Sriwijaya, Anis Saggaff serta Kodam II Sriwijaya serta para perwira TNI lainnya.
Kuliah umum yang berlangsung selama satu jam itu, diikuti puluhan mahaiswa yang berseragam almamater lengkap. Namun sayang, dalam momen tersebut tidak dilakukan tanya jawab. Usai memberikan paparan langsung secara detail dan menyeluruh, Dudung langsung mengakhiri paparannya dan meninggalkan lokasi.
Sementara itu Rektor Unsri Prof Dr Ir H Annis Saggaf MSCE mengatakan, bahwa kuliah kebangsaan yang diberikan oleh Kasad bertujuan untuk menanamkan sifat bela negara. Bahwa sesungguhnya menjaga atau pertahanan negara bukan tugas TNI dan Polri semata. Tapi tugas semua elemen masyarakat, termasuk mahasiwa di dalamnya. Bahkan menjadi tugas media juga seperti selalu memberitkan hal positif.
“Mahasiswa harus memiliki wawasan kebangsaan. Pada kampus merdeka belajar dengan dimana-mana kita bisa belajar dengan siapapun dan dimanapun. Saya yakin mahasiswa sudah pintar untuk dapat menjaga pertahanan negara ini,” bebernya.
Lebih lanjut Anis menuturkan, mahasiswa harus memahami secara bijak apa yang disampaikan oleh Kasad. Mengutamakan kepentingan negara diatas kepentingan kelompok manapun. Apalagi ada kelompok yang akan memecah belah bangsa ini. Ia berharap para mahsiswa sebagai sarana penyampai informasi yang baik.
“Saya harap para mahasiwa dapat menjalankan apa yang di sampaikan oleh Kasad tadi. Agar dapat berbuat baik kepada orang lain, saling menjaga. Bahkan menjadi wajib untuk saling mennjaga agar bangsa ini menjadi kuat,” katanya.
Anis menegaskan, Unsri tidak mau mendidik mahasiswa yang berpikir jahat apalagi radikal.
“Kalau terbukti ada yang radikal, aku berhentike. Unsri haram bagi radikalisme baik dosen, pegawai dan mahasiswa. Saya ingin meningkatkan SDM berkualitas di dunia pendidikan yang memiliki etika, moral, adab dan ahlak,” katanya.
“Di Unsri mudah mudahan tidak ada yang terlibat radikalisme. Kalau terbukti ada dokumen, baik itu dosen, pegawai, mahasiswa saya langsung keluarkan SK pemberhentiannya. Unsri tidak akan mendidik orang jahat, jadi akan saya keluarkan, ” tandasnya. (dewi)