Obamaklik.id
Banyuasin, – Kasat Narkoba Polres Banyuasin memberikan apresiasi atas kegiatan bimtek Desa Bersih Narkoba yang berlangsung dua hari sejak Jumat (16/12/22) kemarin dan diikuti 288 Kepala Desa se-Banyuasin.
Kegiatan ini sejalan dengan program pemerintah Kabupaten Banyuasin, Bersama Melawan Narkoba, Membangun Generasi Cerdas Dan Berintegritas Menuju Banyuasin Bangkit, Adil Dan Sejahtera.
Bimtek Desa Bersinar inj sebagai langkah untuk memberikan pembekalan pengetahuan terkait bahaya narkoba kepada seluruh kades, agar setelah bimtek dapat diaplikasikan di masing-masing desa.
Kasat Narkoba Polres Banyuasin, Iptu. Junardi, S.H mengungkapkan dukungannya atas terlaksananya bimtek Desa Bersinar Kabupaten Banyuasin 2022. Dirinya menilai, kegiatan tersebut turut membantu kepolisian dalam memberikan sosialisasi dan pemahaman kepada seluruh stakeholder di tingkat desa terkait bahaya laten narkoba.
“Kegiatan ini positif, dengan adanya ini sebisanya paling tidak dapat meminimalisir bahaya narkoba di desa-desa dan mencegah peredarannya. Banyak faktor yang dapat menjerumuskan masyarakat ini kedalam dunia narkoba, bisa dari faktor ekonomi, kurangnya kegiatan di dalam desa tersebut, khususnya kaum muda, dan juga bisa dari faktor lingkungan yang tidak sehat,” kata Junardi, (18/12/22).
Untuk itu, sebelumnya Polres Banyuasin bersama pihak pemerintahan desa pun telah menjalankan program Kampung Tangguh, yaitu di wilayah Talang Kelapa dan Rantau Bayur sebagai langkah dalam antisipasi bahaya narkoba.
Selain itu, kepolisian juga berkoordinasi dengan BNK Banyuasin untuk terus bersinergi, bersama-sama melakukan penyuluhan ke masyarakat guna mendukung program Desa Bersinar (Bersih Narkoba).
“Sebagai masukan, secara pribadi saya lebih mengarahkan untuk melakukan diskusi secara langsung bersama masyarakat desa, melakukan pembinaan dan membuat kegiatan-kegiatan positif di desa dengan mengajak pemudanya agar mereka itu tidak ada keinginan untuk mengarah ke narkoba,” ungkap dia.
Banyuasin yang merupakan salah satu wilayah terluas di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu termasuk jalur perdagangan narkoba yang hingga kini masih menjadi daerah berpotensi peredaran barang terlarang tersebut. Dari penjelasan Junardi, tingginya peredaran narkoba terdapat di wilayah pedesaan.
“3 tahun belakangan ini, kalau dilihat dari segi pelaku yang ditangkap itu turun namun untuk kuantitas barang bukti naik hingga 2 kg. Banyuasin ini kan jalur perlintasan, jadi barang itu masuknya dari Palembang, Muba dan Pali,” kata dia.
Harapan kami selaku penegak hukum, ke depan kuatkan sinergitas, pihak pemerintah desa terus lakukan kegiatan positif untuk masyarakat dengan memaksimalkan dana desa, bersama BNK juga terus lakukan penyuluhan ke desa-desa agar masyarakat banyuasin bersih dari narkoba,”(Suherman)