Obamaklik.id Banyuasin,- Banyak orang bertanya-tanya kenapa Pakde Slamet Calon Bupati Banyuasin saat mencalonkan diri baru bicara menyoroti pembangunan Kabupaten BanyuasIn masih belum maju dan tuntas.
Lantas, kemana Pakde Slamet selama menjabat Wakil Bupati Banyuasin ketika berpasangan dengan Bupati Askolani priode 2018-2023. Tenyata, ini jawaban menohok Pakde Salmet Kebijakan Wakil Bupati waktu itu di amputasi, karena beliau sadar diri sebagai Wakil Bupati Banyuasin mesti taat perintah dengan Bupati sebagai atasan.
Salah satu contoh, pembangunan Patung Bung Karno di Sport Center yang baru ini viral, Pakde Slamet mengusulkan agar dibuat juga Patung Bung Hatta. Namun, sayangnya permintaan Pakde Slamet tidak di setujui yang ada sekarang ini berdiri patung Bung Karno disisi jalan Lingkar Pemkab Banyuasin.
“Keinginan saya tidak hanya patung Bung Karno saja, tapi juga dibangun patung Bung Hatta proklamator Kemerdekaan RI,”ujar Pakde Slamet, seraya berujar kenapa alasan dirinya maju Calon Bupati Banyuasin.
Padahal, mestinya kebijakan Pasangan Solmet (Askolani-Slamet) sewajarnya dibagi 60 persen Bupati dan 40 persen Wabup tapi sayangnya tidak berlaku.
“Saya juga ada kecewa dan merasakan terkait pejabat eselon dalam lelang jabatan, usulan saya tidak diakomodir,”ungkapnya.
Begitu juga kebijakan dalam proyek Rp 288 Miliar terkait pinjaman Bank Sumsel Babel dan Dana PEN 191 Miliar, tidak dilibatkan.
“Ya, itula kenapa saya memberanikan diri untuk mencalonkan Bupati Banyuasin. Ada hal prinsip yang tidak komitmen. Lebih baik saya tinggalkan dan memilih Calon Bupati,”tegasnya.
Ketua Jaringan Nusantara Banyuasin Martono Apriansyah yang mendukung Pakde Slamet Calon Bupati Banyuasin, mengatakan jika pemimpin Banyuasin kedepan memiliki karakter yang berkomitmen dan harus sejalan dengan Wakilnya supaya tidak timpang dalam kebijakan pemerintahan.
“Saya melihat itu, kenapa Pakde Slamet memilih untuk Calon Bupati Banyuasin dan bubar dari Pasangan Solmet, harus kita sikapi dengan realistis bukan karena ada unsur tidak setia dengan Pasangan Solmet,”katanya.
Dikutio dilaman Sripo.com, Ketua DPC PDI Perjuangan Banyuasin juga diajak Kepala Newsroom untuk podcast mengenai persiapan pilkada 2024 di Banyuasin.
Diungkapkan Askolani dihadapan Yudie Thirzano, selama ini memang tidak ada masalah dengan H Slamet Somosentono baik itu secara pekerjaan maupun pribadi. Tetapi, yang namanya politik itu hal yang biasa dan mungkin itulah pilihan H Slamet Somosentono untuk maju sendiri di Pilkada Banyuasin mendatang.
“Sejak kecil, saya tidak pernah meninggalkan teman. Tetapi, kalau ditinggal teman sering. Itulah politik, penuh dengan misteri. Namun, hal itu biasa dalam politik,” kata Askolani.(Eky/rilis)