Obamaklik.id
Musi Banyuasin,- Masyarakat Musi Banyuasin Sumatera Selatan bersama komando Gerakan Rakyat dan Mahasiswa Musi Banyuasin (GERAMM), M Lekat Gonzales. Minggu (25/09) GERAMM Bersama Gubernur Sumsel H Herman Deru, SH, MM Bahas Jalan lintas tengah, Musi Banyuasin (MUBA). Terkait dengan Kendaraan angkutan barang seringkali mengangkut barang dengan muatan melebihi kapasitas kendaraan, Over Dimension dan Overloading (ODOL). Harusnya setiap kendaraan angkutan barang memiliki spesifikasi perihal batas dimensi dan berat barang yang boleh dibawa.
Dalam petemuan di Rumah Dinas Gubernur Sumsel H Herman Deru, di (Griya Agung) yang di pimpin M Lekat Gonzales, bersama rekanannya mereka menyampaikan atas Aspirasi Masyarakat (MUBA). Disana memperbincangkan tentang kondisi Jalan Nasional yang berlokasi Kabupaten (MUBA), sudah puluhan kali di usulkan sejak Tahun 2019 – 2022.
Permasalahan bidang infrastruktur Jalan Lintas Tengah Negara (Jalinteng) dan sudah di sebarluaskan melalui Pembetitaan di sejumlah media-media masa lokal & nasional, serta berulang kali temui DPRD Prov. Sumsel dan pihak (BBPJN) Sumsel. Namun fakta dilapangan bahwa Jalan Lintas Tengah Negara jurusan Palembang ke Lubuk Linggau masih tetap pada hancur lebur, sungguh menyengsarakan warga Muba, ujarnya.
Lanjut dia sangat kecewa keberadaan Proyek Nasional Kemeneterian PUPR di Sumsel yang Dana nya tidak sedikit mencapai ratusan milyar digelontor, akan tetapi kualitasnya tidak maksimal jauh dari harapan, bebernya.
Lanjut dia, kami masyarakat Musi Banyuasin mengharapkan untuk hadir langsung kelapangan, agar dapat meninjau keadaan yang sebenarnya. Meski proyek nasional bukan tanggung Jawab Pemfrov Sumsel, menurut M Lekat.
Sambungnya di Kabupaten Musi Banyuasin di Ruas Jalan Betung – Sekayu – Mangun Jaya – Sanga Desa batas kab. Musi Rawas. Menurut M Lekat, kendaraan jutaan ton melintas jalan yang baru dibangun PT.Wahana Jaya Prima, dari Pekan Baru Riau dengan Sumber Dana APBN senilai mencapai 214 Milyar, baru di hampari Batu Agreget dan pengaspalan tahap satu, dikerjakan baru satu meminggu namun kondisinya sudah babak belur hancur lebur layaknya kubangan Kerbau. Jadi percuma saja terjadi seperti itu sudah luar biasa karena di atas 25- 50-150 ton. Muatan angkutan yang melintas, benar-benar hanya menghabiskan uang negara namun Masyarakat yang susah.
Dan pengejaannya +-100 Km di Ruas Jalan Betung – Sekayu – Mangun Jaya – kecamatan. Sanga Desa ke Batas Kabupaten Musi Rawas saat ini sepertinya Amburadul, hanya di kerjakan Tambal Sulam, Berlobang Berdebu, sangat menyengsarakan Pengguna Jalan, dan tidak hanya itu saja sudah cukup banyak memakan korban kecelakaan Lakalantas, lantaran fisiknya seperti Kubangan Kerbau tuturnya.
Dan saat ini terkesan sangat terburuk keberadaan Infrastruktur di bidang Jalan Nasional No.1 yang ada di Indonesia. Menurutnya sudah saatnya Pemerintah lakukan peninjauan langsung ke lokasi karena telah puluhan tahun tidak pernah di perbaiki dengan maksimal, sebagaimana mestinya pungkasnya.
Maka harapan masyarakat agar Para Lembaga Eksekutif, Lembaga Legislatif, Lembaga Yudikatif masyarakat Musi Banyuasin Sumatera Selatan atas keresahan yang dirasakan selama ini mohon tanggapan serius dan di usut tuntas dan harus bertangung jawab sebagai Pengguna Anggaran (PA), Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pejabat Pengadaan dan Pejabat Pelaksana Teknis kerja (PPTK), Pejabatat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD), Satuan kerja perangkat Daerah (SKPD) Selaku Pengguna Angaran Atau Kuasa Pengguna Anggaran (PA/KPA).
Dan hal ini harus mendapat perhatian serius Dari Aparat Penegak Hukum, untuk memeriksa pihak Kontraktor atau Rekanan dan Dinas (BBPJN) di Satuan Kerja Bidang Jalan dan Jambatan yang diduga syarat dengan Korupsi, harus ada efek jera kepada Kontaraktor-Kontraktor nakal yang meraup keuntungan besar tanpa perdulikan mutu dan kualitas serta Kuantitas pekerjaan, tutupnya.
Reporter : Firman Santoso