Kenaikan neraca perdagangan Sumsel tersebut diketahui didominasi oleh nilai ekspor nonmigas.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumsel, ekspor nonmigas Sumsel pada bulan Februari 2022 mencapai US$419,16 juta. Angka tersebut naik sebesar 21,43 persen dibanding Januari 2022. Dan dibanding Februari 2021, ekspor nonmigas tersebut naik sebesar 18,21 persen.
“Secara kumulatif, nilai ekspor Sumsel pada Januari-Februari 2022 mencapai US$793,23 juta atau naik 4,22 persen dibanding periode yang sama pada tahun 2021. Termasuk juga ekspor nonmigas mencapai US$764,34 juta atau naik 3,05 persen,” kata Kepala BPS Sumsel Zulkifli, dalam siaran persnya, Jum’at (1/4).
Sementara nilai impor Sumsel pada bulan Februari 2022 turun sebesar 27,21 persen atau mencapai US$61,20 juta dibanding Januari 2022. Namun, angka tersebut naik sebesar 15,44 persen jika dibanding bulan Februari 2021.
Untuk impor migas pada Februari 2022 senilai US$ 5,66 juta, turun sebesar 64,75 persen dibanding Januari 2022. Namun, angka tersebut justru naik 115,19 persen dibanding Februari 2021.
Begitu juga dengan impor nonmigas. Impor nonmigas pada Februari 2022 senilai US$55,54 juta, turun 18,36 persen dibanding Januari 2022. Dan naik 10,24 persen dibanding Februari 2021.
“Neraca perdagangan Sumsel pad Februari 2022 mengalami surplus sebesar US$376,91 juta. Dari sektor nonmigas sebesar US$363,62 juta dan sektor migas sebesar US$13,29 juta,” terangnya.*