Palembang, Obaklik.co.id- Dalam rangka menyebut Hari Tani lahirnya UPA nomor 5 tahun 1960, tiga organisasi gabungan yang terdiri dari Cakrawala Perjuangan Indonesia, Generasi Muda Kosgoro Kota Palembang, dan Lembaga Perkembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Kota Palembang menggelar Sarasehan Akar Rumput Membahas Mafia Tanah Berkuasa di Kota Palembang, yang diselenggrakan di Roca Cafe dan Resto, Sabtu (24/9/2022).
Turut dihadiri Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang Makmur A Siboro, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kota Palembang Affan Prapanca Mahali, Pengamat Isu Agraria Sumatera Selatan Ir Feri Kurniawan, Koordinator Intelijen Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan Rita Susanti SH MH, dan Advokat Madya Bidang Hukum Polda Sumsel AKBP Ambran Rudi Novianto SH MH.
Ilham Akbar, SH, selaku ketua Cakrawala Perjuangan Indonesia menjelaskan, kegiatan hari ini adalah sarasehan akar rumput membahas tentang mafia tanah.
“Mafia tanah, Kalimat yang baru dipopulerkan di zaman pak Jokowi. Beliau mengatakan setiap Institusi Pertanahan baik BPN maupun Penegak Hukumnya, kejaksaan dan juga Kepolisian untuk membentuk Satgas,”Ujarnya.
Ilham menjelaskan BPN dan Kepolisian Polri sama halnya Kejagung ada Satgasnya, Satgasnya ialah Satgas Mafia Tanah.
“nah kalau untuk di BPN itu ada Satgas sendiri, kalau di Kejaksaannya di bawah Intelijen, Jamintel di Pusat itu di masuk ke Runner Eksrim tapi dikoreksi nanti,”Bebernya.
“Kegiatan hari ini dalam rangka menyebut hari tani lahirnya UPA nomor 5 tahun 1960, yang hadir dari Polda diwakili oleh Bapak Kombespol Jansen Sitohang, dari Kejaksaan dan Kejati Sumsel, dari Kanwil Kantor BPN, dan dari masyarakat diwakili oleh Ir. Ferry Kurniawan Sumsel,”Terangnya.
Ilham berharap dengan adanya kegiatan ini bisa mengedukasi Anak-anak Muda sebagai Generasi Penerus Bangsa, dan dapat memberikan Perubahan.
“Harapannya generasi penerus bangsa dapat memberikan perubahan dalam arti bukan kita merubah bentuknya, tetapi jangan sampai kita terjebak dalam sistem ini, karena ini sistem tidak mungkin Mafia itu sendiri tapi dia terorganisir dengan sangat rapi struktur dan sistematis,” pungkasnya (Ocha )
Dalam rangka menyebut Hari Tani lahirnya UPA nomor 5 tahun 1960, tiga organisasi gabungan yang terdiri dari Cakrawala Perjuangan Indonesia, Generasi Muda Kosgoro Kota Palembang, dan Lembaga Perkembangan Pertanian Nahdlatul Ulama Kota Palembang menggelar Sarasehan Akar Rumput Membahas Mafia Tanah Berkuasa di Kota Palembang, yang diselenggrakan di Roca Cafe dan Resto, Sabtu (24/9/2022).
Turut dihadiri Kepala Bidang Penataan dan Pemberdayaan Kantor Wilayah Agraria dan Tata Ruang Makmur A Siboro, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kota Palembang Affan Prapanca Mahali, Pengamat Isu Agraria Sumatera Selatan Ir Feri Kurniawan, Koordinator Intelijen Kejaksaan Tinggi Sumatera Selatan Rita Susanti SH MH, dan Advokat Madya Bidang Hukum Polda Sumsel AKBP Ambran Rudi Novianto SH MH.
Ilham Akbar, SH, selaku ketua Cakrawala Perjuangan Indonesia menjelaskan, kegiatan hari ini adalah sarasehan akar rumput membahas tentang mafia tanah.
“Mafia tanah, Kalimat yang baru dipopulerkan di zaman pak Jokowi. Beliau mengatakan setiap Institusi Pertanahan baik BPN maupun Penegak Hukumnya, kejaksaan dan juga Kepolisian untuk membentuk Satgas,”Ujarnya.
Ilham menjelaskan BPN dan Kepolisian Polri sama halnya Kejagung ada Satgasnya, Satgasnya ialah Satgas Mafia Tanah.
“nah kalau untuk di BPN itu ada Satgas sendiri, kalau di Kejaksaannya di bawah Intelijen, Jamintel di Pusat itu di masuk ke Runner Eksrim tapi dikoreksi nanti,”Bebernya.
“Kegiatan hari ini dalam rangka menyebut hari tani lahirnya UPA nomor 5 tahun 1960, yang hadir dari Polda diwakili oleh Bapak Kombespol Jansen Sitohang, dari Kejaksaan dan Kejati Sumsel, dari Kanwil Kantor BPN, dan dari masyarakat diwakili oleh Ir. Ferry Kurniawan Sumsel,”Terangnya.
Ilham berharap dengan adanya kegiatan ini bisa mengedukasi Anak-anak Muda sebagai Generasi Penerus Bangsa, dan dapat memberikan Perubahan.
“Harapannya generasi penerus bangsa dapat memberikan perubahan dalam arti bukan kita merubah bentuknya, tetapi jangan sampai kita terjebak dalam sistem ini, karena ini sistem tidak mungkin Mafia itu sendiri tapi dia terorganisir dengan sangat rapi struktur dan sistematis,” pungkasnya (ocha)