Obamaklik.id OKI,- Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) berhasil menunjukkan taringnya dalam mengendalikan inflasi. Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada Mei 2024 mencatatkan tingkat inflasi tahunan Kabupaten OKI sebesar 2,81 persen. Angka ini mengungguli tingkat inflasi nasional yang mencapai 2,84 persen dan provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) sebesar 2,98 persen.
“Ini adalah hasil kerja keras kita semua. Semua pihak telah bekerja tanpa lelah untuk menekan inflasi di OKI,” ungkap Asmar dalam rapat koordinasi rilis inflasi Mei 2024 yang digelar BPS OKI.
Tren Positif Penurunan Inflasi. Pencapaian Kabupaten OKI semakin mengesankan jika melihat tren penurunan inflasi dari awal tahun. Pada Januari 2024, tingkat inflasi Kabupaten OKI masih berada di angka 4,92 persen. Namun, berkat berbagai upaya yang dilakukan, inflasi berhasil ditekan hingga mencapai 2,81 persen pada Mei 2024.
Komoditas Penyumbang Inflasi. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) OKI, Anugerah Hani Prasetyowati, menjelaskan bahwa beberapa komoditas menjadi penyumbang utama inflasi pada Mei 2024. Di antaranya adalah cabai merah, bawang merah, bahan bakar rumah tangga, dan minyak goreng.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberikan andil terbesar, yakni 2,41 persen. Komoditas seperti beras, bawang merah, cabai merah, dan tomat menjadi pendorong utama,” jelas Hani.
Strategi Menjaga Laju Inflasi. Hani mengapresiasi langkah-langkah yang telah diambil Pemkab OKI dalam mengendalikan inflasi. Menurutnya, Kabupaten OKI telah memiliki fondasi yang kuat dalam menjaga stabilitas harga.
“Upaya-upaya maksimal telah dilakukan dan hasilnya sangat signifikan. Ke depan, perlu terus diperhatikan komoditas-komoditas yang berpotensi menyumbang inflasi,” saran Hani.
Faktor-Faktor Pendukung Keberhasilan. Keberhasilan Pemkab OKI dalam menekan inflasi tidak lepas dari beberapa faktor pendukung. Pertama, koordinasi yang baik antara pemerintah daerah, Satgas Pangan, dan berbagai stakeholder terkait. Kedua, langkah-langkah proaktif dalam mengantisipasi lonjakan harga, seperti operasi pasar dan gerakan pangan murah. Ketiga, pemantauan harga yang ketat dan responsif terhadap perubahan pasar.
Tantangan dan Peluang ke Depan. Meski telah berhasil menekan inflasi, Pemkab OKI tidak boleh lengah. Tantangan ke depan masih mengintai, seperti fluktuasi harga komoditas global, perubahan cuaca yang dapat mempengaruhi produksi pangan, serta potensi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
Keberhasilan Kabupaten OKI dalam menekan inflasi menjadi bukti nyata bahwa strategi pengendalian harga yang tepat dapat membuahkan hasil positif. Kolaborasi lintas sektor, langkah-langkah proaktif, dan pemantauan harga yang ketat menjadi kunci keberhasilan Kabupaten OKI.
Namun, perjuangan belum berakhir. OKI harus terus berinovasi dan beradaptasi dengan dinamika ekonomi global untuk menjaga stabilitas harga dan kesejahteraan masyarakat. Dengan komitmen dan kerja keras, OKI dapat menjadi contoh bagi daerah lain dalam mengendalikan inflasi dan mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif.(Eky/rilis)