Obamaklik.id Palembang,- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palembang dalam hal ini Kepala Seksi Ketenaga Guru Sekolah Menengah Pertama (SMP) Drs Maju Partogi Simanjuntak, M.Si saat ditemui diruang kerjanya mengatakan kalau guru Sekolah Menengah Atas (SMA) itu kan dibawah koordinasi di Disdik Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), kalau kita di kota ini kan Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Dasar (SD), Taman Kanak/Pendidikan Anak Usia Dini (TK/PAUD).
Kalau untuk di SMP ini kan sejarah ini tergabung dalam mata pelajaran IPS, Ilmu Pengetahuan Sosial, jadi saya fikir untuk penekanannya kepada Asosiasi yakni Asosiasi Guru Sejarah Indonesia. Guru-guru baik di jenjang SMP, SD, TK/PAUD itu memang kita dari Disdik meminta supaya mereka itu membentuk suatu komunitas belajar.
Kalau itu namanya Asosiasi Guru ya mungkin namanya Komunitas Belajar, kalau untuk di tingkat Guru SD Kelompok Kerja Guru, kalau di tingkat SMP itu Musyawarah Guru Mata Pelajaran. Itu agar masing-masing komunitas itu bisa menjadi wadah melakukan kegiatan untuk meningkatkan kompetensi guru masing-masing.
“Sehingga kita harapkan nanti guru itu lewat wadah komunitasnya, bisa saling bersinergi, berbagi, kemudian melakukan refleksi untuk peningkatan kualitas pembelajaran,” ujar Kepala Seksi Ketenaga Guru SMP Drs Maju Partogi Simanjuntak, M.Si.
Kemudian kalau dari sisi Sejarah, ya kita masih ingat betul proklamator kita “Soekarno” yakni JAS MERAH, Jangan Sesekali Melupakan Sejarah, dengan flashback masa lalu ya kita bisa jadikan itu acuan kita untuk menjalani hari-hari ke depan saya fikir seperti itu.
Peran guru ya tetap khususnya kalau dia berkaitan dengan sejarah untuk membangkitkan semangat untuk melaksanakan program ke depan dengan merefleksikan kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan sebelumnya.
“Saya fikir kalau itu khusus kesana, memang sejarah itu perlu untuk membangkit suatu semangat atau katakanlah patriotisme untuk semangat kebersamaan didalam menatap masa depan,” ungkap Kepala Seksi Ketenaga Guru SMP Disdik Kota Palembang ini.
Drs Maju Partogi Simanjuntak, M.Si mengatakan contohnya dengan kita menggali sejarah katakanlah “Palembang Darussalam” ini akan membangkitkan semangat kita untuk sebagai warga kota Palembang membangun kejayaan Palembang. Bahwa dulu Palembang Jaya dengan Palembang Darussalam apalagi jauh sebelumnya dengan Sriwijaya, ini perlu di gali terutama bagi generasi-generasi muda.
Agar menimbulkan semangat baru didalam kebersamaan membangun kejayaan Kota Palembang kita ini di masa-masa yang akan datang, dan saya kira peran sejarah yang paling penting. Sekarang ini kita sedang dalam kurikulum kita ini ada namanya P5, Project Penguatan Profile Pelajar Pancasila.
“Dalam P5 ini ada tema, yakni tema-tema project yang diarahkan dalam membentuk karakter anak didik kita sesuai dengan profil Pancasila, tentunya juga mempertimbangkan apa yang telah dicapai daerah kita,” kata Kepala Seksi Ketenaga Guru SMP Drs Maju Partogi Simanjuntak, M.Si.
Masih dilanjutkan Kepala Seksi Ketenaga Guru SMP Drs Maju Partogi Simanjuntak, M.Si misalkan untuk kota Palembang kita mengenal ada kain jumputan, kita mengenal Tari Tanggai tadi ini bisa dikaitkan jadi satu tema untuk membentuk Profile Pelajar Pancasila tetapi dengan ciri mengenal latar belakang daerah kita ini.
Jadi selama ini disekolah sudah diterapkan itu dalam bentuk project, jadi project penguatan Pancasila, anak-anak kita itu di buatkan project dengan tema katakalan tema kain jumputan, anak-anak dikenalkan kain jumputan, bagaimana proses pembuatannya sekaligus sejarahnya ini kok kota Palembang bisa punya ini.
“Sehingga nanti itu akan menimbulkan kecintaan kepada daerahnya, menimbulkan keinginan untuk membangkitkan kembali kejayaan yang sudah pernah diraih, jadi kita lakukan itu lewat project,” ucapnya.
Masih disampaikan , jadi di sekolah itu ada namanya intra kurikuler, di mana intra kurikuler itu belajar tatap muka di kelas sesuai dengan kurikulum yang ada. Kalau ada lagi co kurikuler, di mana co kurikuler ini adalah mendukung kegiatan tatap muka ini melalui kegiatan project yang kita kenal sekarang ini yakni P5.
Itu juga dilakukan di sekolah, tapi disaat-saat tertentu nanti ini diajak, misalkan kalau temanya tadi kain jumputan, anaknya mungkin diajak ke suatu lokasi, sehingga dikenalkan oh beginilah proses pembuatan kain jumputan, ini sejarahnya, sehingga ini ada kain jumputan khas Palembang.
“Lalu dicoba mereka buat sendiri yang sederhana disekolah, harus di praktekkan projectnya, kemudian lewat itu kan mereka akan menggali, bekerjasama kemudian ya bisa menghasilkan suatu out put, tapi yang kita harapkan disana mereka selain mengenal itu terbentuk nanti karakter yang tadi dengan membanggakan apa yang telah dihasilkan daerah kita,” imbuhnya.(Santo)