Obamaklik.id
YOGYAKARTA | Dalam situasi apapun, eksistensi seniman itu akan ditentukan dari karyanya.
Karena itu menjalani dunia seni, satu pilihan yang sadar, bekerja dengan rasa dan rasio optimal di dalam memaknai estetika yang dijalaninya.
Koordinator seni rupa Ritus Patembayan di Taman Budaya Yogyakarta Jalan Sriwedari No 1 Ngupasan Yogyakarta, Chamit Arang, mengatakan ingin membangun keberhasilan para seniman di Jogjakarta.
“Lewat acara Ritus Patembayan inilah kita memulai kebersamaan itu,” ujar Chamit saat diwawancarai awak media ini, Sabtu (5/11/2022.
Menurut pelukis berambut panjang dan berona putih tersebut, pameran lukisan bersama itu digelar berkaitan 50 tahunnya usia Teater Alam Yogyakarta.
Pameran bersama ini, ungkap Chamit, akan digelar dengan tajuk, Karya Emas, Karya Keras, dan Loyalitas. “Sedangkan temanya, Ritus Patembayan. Pameran ini merupakan penyelarasan upacara secara bersama dalam bentuk wujud syukur kepada Allah SWT,” ujar Chamit, tersenyum.
Menurut dia, pameran bersama ini diikuti perupa dari Yogyakarta, Solo, Rembang, Pekalongan, Klaten, Magelang, Purworejo, Temanggung, Banten, Kediri, Madiun, Tulungagung, Surabaya, Banyuwangi, dan Bali.
Selain itu, kata Chamit, panitia juga mengundang pelukis-pelukis senior untuk menyemarakkan 50 tahunnya Teater Alam, seperti Kartika Affandi, Amri Yahya (alm), Widayat (alm), Soenarto PR (alm), serta sejumlah pelukis ternama lainnya.
“Saya senang sekali, Mas. Dari total peserta sebanyak 125 orang perupa. Maka itu kami mohon agar peserta dan peninjau dapat mensuport doa untuk keberhasilan acara ini,” ujar Chamit Arang.
Karena itu, kata Chamit, dengan doa yang dimunajatkan kepada Allah SWT, menandakan kekuatan batin pelukis untuk menggapai keberhasilan.
Berkarya itu, merupakan panggilan jiwa. Pokoknya, dalam situasi apapun, berkreasi untuk menghasilkan karya dalam situasi apapun, merupakan wujud keramahan, kehangatan, dan kebersamaan sebagai anugerah dari Allah SWT.
“Pameran ini kita buka dari 12 hingga 18 November 2022. Yah, bentuk even Fine Art Exhibition atau pameran seni rupa 2 dan 3D,” tukas Chamit menutup pembicaraan. (*)
Laporan dan editor
Anto Narasoma