Obamaklik.id IndralayaOganIiri,- Pondok pesantren Raudhatul Ulum (RU) Sakatiga dikenal sebagai ponpes yang sangat berpengaruh bukan hanya di Kabupaten Ogan Ilir, tetapi juga di Sumsel bahkan menasional se Indonesia. Hal itu tentu didasari oleh torehan berbagai prestasi yang telah berhasil diraih serta pengembangan ponpes yang dari waktu waktu makin maju signifikan. Diantaranya ditandai dengan makin komprehensifnya jenajng Pendidikan yang diwujudkan mulai dari TK, PAUD hingga perguruan tinggi STIDARU. Bukan hanya itu merespon animo masyarakat untuk menitipkan anaknya dididik di lokasi itu dan mengombinasi kurikulum keagamaan dan kurikulum Pendidikan umum maka didirikanlah Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) dan Sekolah Menengah Atas Islam Terpadu (SMAIT) yang sangat diminati oleh masyarakat.
Tampil sebagai narasumber yang sangat berkompeten, Drs. Alpansah, MPd. PhD. Sedangkan peserta kurang lebih 50 guru, utadz dan Ustadzah di lingkungan SMPIT RU serta dua orang peserta dari ponpes AlBasya yakni Ustad Dwi Seta, SEI yang juga Kepala SMPIT Ponpes Albasya dan Sarono P Sasmito, SPd yang juga Kepala Madrasah Aliyah (MA) Ponpes Albasya, yang juga Ketua dewan Pendidikan dan Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Ogan Ilir. Kepala SMPIT RU, Ustad H Abdul Gamal, SPdI telah mempersiapkan momen workshop Implementasi Kurikulum Merdeka di SMPIT Raudhatul Ulum Sakatiga itu dengan baik sehingga terselenggara dengan lancer dan sukses.
Ustadz Fery Arini mewakili Mudir RU Ustad Tol’at Wafa Ahmad, Lc saat memberikan sambutan.
Ustadz Fery Arini mewakili Mudir RU Ustadz Tolat Wafa Ahmad, Lc dalam sambutannya mengemukakan, SMPIT RU sebagai sekolah yang diharapkan berorientasi bukan hanya kuat dalam keislaman tetapi juga membekali peserta didik menguasai sains dengan sebaik-baiknya maka didirikanlah Lembaga Pendidikan tersebut dengan mengakomodasi kurikulum yang yang diterapkan secara nasional. Kemudian semua mata pelajarannya diampu oleh para guru dan ustadz-ustadzah yang mumpuni.
Dia mengharapkan para peserta dapat memanfaatkan momen kegiatan ini dengan baik. Mengikuti secara seksama materi demi materi yang diberikan. Sedangkan kepada narasumber diberikan kebebasan untuk mememberikan materi secara detil dan komprehensif.
“Kalau perlu dijewer pesertanya silahkan Pak. Tapi dijewer dalam konteks ini tentu dalam bentuk penekanan focus pada penguasaan materi yang disajikan,” ujarnya.
Alpansyah, Ph.D saat memberikan materi tentang IKM.
Alpansyah salah seorang Pengawas SMP di lingkungan Disdikbud Kabupaten OI ini adalah sosok guru yang sangat dikenal. Alumni S1 Pendidikan Bahassa Indonesia FKIP Unsri ini, kemudian terus meniti Pendidikan akademisnya sehingga meraih gelar PhD dari Universitas Sultan Idris Malaysia.
Menjelaskankan mengenai Kurikulum Merdeka menurutnya disajikan lebih banyak dalam sharing dalam hal implementasi kurikulum merdeka sehingga suasana saling berbagi dan memberikan inspirasi.
Pria keturunan Tanjung Enim, tetapi kecil dan besar di Palembang tepatnya 7 Ulu ini mengaku menikmati masa kecil di Palembang.
“Wilayah 7 Ulu itu berada di bawah proyek (sebutan lain jembatan Ampera bagi warga sekitar, red). Jadi kami terbiaso dulu kalo mandi di Musi terjun dari pucuk proyek,” ujar dalam Bahasa daerah. Kemudian karena orangtuanya bekerja sebagai ASN di Dinas PU di Muba maka dia ikut orangtuanya dan di ijazah tertulis MUBA maka terus menerus tempat tanggal lahirnya tertera Muba. Mengawali karier sebagai guru dia bertugas di SMPN 4 Pampangan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) karena saat itu belum terjadi pemekaran Kabupaten Ogan Ilir (OI). Kemudian pindah ke SMPN 2 Tanjungbatu di Meranjat OKI. Lalu setelah terjadi pemekaran Kabupaten OI, maka sekolah itu berubah nama menjadi SMPN 1 Indralaya Selatan OI.
Istimewanya dia juga pernah mengajar di Brisbane Australia untuk sekolah tingkat SMA di sana, juga mengajar di Thailand. Dari sana berkesempatan mengambil PhD di Universitas Sultan Idris Malaysia dan Kembali ke dalam negeri tahun 2018 membawa gelar PhD.
Tahun 2020 ketika covid melanda momen sulit itu dia manfaatkan untuk menulis buku di rumah sehingga berhasil menerbitkan enam judul buku. Kemudian pernah diundang bersanding dengan para sastrawan di Indomesia.
Tahun 2022 dia diamanahi sebagai asesor calon fasilitator guru di Kurikulum Merdeka. Untuk calon guru Pengajar Praktik (PP) dialah yang ikut mengujinya. Tahun 2020 sampai sekarang sejak ada Program Guru Penggerak maka dia terus berkecimpung sebagai asesor. Kemudian pendaftaran Guru Penggerak tahun ini terakhir 4 Agustus 2023 lalu. Alpansyah juga menjadi penguji PPG prajabatan. Implementasi harus dilakukan sehingga benar-benar berhasil guna dan berdaya guna.
Saat memberikan materinya dia memandu para peserta dalam Menyusun Modul Ajar hingga proses pengerjaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
JAMUAN MAKAN DI LOKASI WISATA TELOK PUTIH: Bukti lanskap yang sangat indah Ponpes RU dengan adanya lokasi wisata dan kuliner Telok Putih Sakatiga di dalam area kampus yang teduh dan nyaman.
Mengupas tentang fenomena kesan tiap ganti mentri ganti kurikulum menurutnya adalah realita yang terjadi namun tujuannya tetap untuk perbaikan kualitas Pendidikan di Indonesia. Hal itu diantaranya didasari gagasan bahwa pembelajaran di tanah air perlu dibenahi karena saat pengerjaan soal-soal PISA (Program of Internasional of Asesmen) Indonesia anjlok, kalah jauh dengan Thailand dan Singapura. Apa yang salah, setelah dianalisa siswa kita tidak bodoh. Mereka jago matematika karena yang di soal bukan matematika tapi numerasi. Jadi lemah di numerasi. Murid kita rajin baca tapi hasil baca tak digunakan dalam realita kehidupan. Dalam pembelajaran waktu guru dan murid habis untuk mengejar materi dan menghabiskan materi pelajaran tapi tidak bermanfaat. Hal inilah yang akan diubah, ujarnya.
Dia juga menguraikan tentang kondisi dunia tahun 2019 yang maju pesat teknologinya ditambah pandemin covid 19 yang mnjadikan berbagai lompatan teknologi. Oleh karena itu kalau guru tidak meng-up date diri tak terpakai lagi untuk mengajarnya. Untuk itu kuriklum juga harus berubah melihat situasi masyarakat. Saat ini kita tak ke pasar lagi untuk belanja tapi belanja lewat IT dengan , shopee dan lainnya. Oleh karena itu saat ini pembelajaran ada model daring, hybrid dan lainnya. Paradigma mengajarpun berubah. Menghamba kepada kepentingan peserta didik. Kalau murid itu salah tak bisa digampar semau guru karena suka tak suka kita akan berurusan dengan hukum. Inilah yang disebut dengan transformasi Pendidikan. Usai menguraikan preview materi itu Alpansyah kemudian menguraikan secara detail tentang modul ajar hingga P5. Dia juga menguraikan tentang 8 Misi Guru diantaranya Mision Purposes, countinous learning. Kemampuan kolaborasi, daya tahan dan lainnya. Semua dilakukan dengan sangat komunikatif.
Sarono P Sasmito, SPd Kepala Madrasah Aliyah (MA) Ponpes Albasya yang juga Ketua DP-OI dan Dewan Pembina Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten OI yang hadir saat itu memberikan apresiasi kepada kepada Kepala SMPIT RU Usadz Abdul Gamal , SPd dan Alpansyah, PhD atas terselenggaranya kegiatan yang sangat bermanfaat tersebut.
Sarono P sasmito yang hadir pada saat itu juga memberikan apresiasi yang sangat positif atas materi yang diberikan oleh Alpansyah. Di samping itu juga mengajak agar Lembaga Pendidikan keagamaan seperti ponpes untuk terus bersinergi satu sama lain dalam Upaya mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Acara berlangsung sangat dinamis. Para pesertapun melakukan diskusi dan berbagai tanggapan hingga usai. Abdul Gamal, SPd pada sambutan penutupannya mengemukakan, kita bersyukur bahwa rencana dikabulkan oleh Allah SWT diberikan waktu Kesehatan dan kesempatan untuk menggelar Workshop IKM ini. “Kita juga berterima kepada Pak Alpansyah sudah mengisi kegiatan ini. Semoga membawa maslahat bagi kita semua,” ujarya.
Usai penutupan sekaligus pemberian sertifikat kepada masing-masing peserta. Ustadw Dwi Seta salah peserta yang hadir mengaku mendapatkan banyak manfaat ikut dalam kegiatan tersebut. Untuk tindaklanjutnya dia akan mensosialisasikan materi IKM pada sekolahnya.
Foto: DOK SMPIT RU
Teks/Editor: Sarono P Sasmito, SPd