OBAMAKLIK.ID, PALEMBANG–Anggota DPRD Banyuasin, M Nasir berpendapat keterpurukan kabupaten Musi Banyuasin (Muba) saat ini lantaran pelaksanan tata kelola anggaran yang tidak tepat.
Padahal jika dikelola dengan baik, bukan tidak mungkin Kabupaten Muba akan menjadi kabupaten terdepan, dengan kekayaan hasil alam yang sangat lengkap.
Diketahui pada saat pelaksanaan Pelantikan Pengurus Ikatan Keluarga Muba Banyuasin (IKA MUBA) periode 2022-2026, Wakil Gubernur Sumsel, Mawardi Yahya secara tegas menyebut masyarakat Muba saat ini sedang terpuruk dari sisi ekonomi, minim akses layanan publik hingga belum maksimalnya akses transportasi masyarakat. Meski perolehan dana APBD di Muba sangat besar, yakni Rp 4 Triliun lebih ternyata tak mampu membendung hantaman survey, yang memposisikan Muba dengan capaian jumlah penduduk Muskin paling banyak peringkat kedua di Sumsel.
Mawardi bersama Gubernur Sumsel akan melakukan recovery total, bahkan meminta pendapat Menteri di pusat agar bisa mendukung Muba berbenah untuk pemaksimalan layanan infratsruktur dan akses lainya.
‘Seandainya pemimpin Muba nanti bisa menjalankan amanah dengan kerja keras, jujur dan benar-benar mau berjuang saya kira warga Muba bisa lepas dari keterpurukan saat ini, “kata Mawardi.
Temuan itu, kata Mawardi, setelah pihaknya melihat langsung ke lapangan dan mendengar langsung dari plt Bupati Muba, Beni Hernedi tentang gambaran umum kondisi kabupaten Muba terkini.
Kondisi inilah, menurut Nasir yang membuat pihaknya miris dan berkeinginan maju sebagai salah satu calon kandidat Bupati Musi Banyuasin pada pilkada 2024, mendatang.
Sebagai warga Muba, dirinya terpanggil untuk membenahi keterpurukan kondisi tersebut melalui pemaksimalan tata kelola anggaran keuangan pemerintah daerah demi menuju masyarakat Muba sejahtera.
“Saya lihat, mengapa kondisi seperti ini terjadi karena tata kelola anggaran yang dijalankan pemerintah sekarang masih belum maksimal, dengan perolehan dana APBD yang besar dari pemprov Sumsel saja sudah bisa maksimal kok. Ditambah lagi pendapatan dari hasil sumber dana kekayaan migas, non migas dan perkebunan di Muba , rasanya sangat mustahil banyak warga miskin muncul di Muba, “ucapnya.
Dia mencermati, tidak terjadinya keseimbangan antara belanja modal dengan biaya operasional pemerintah menjadi faktur utama sehingga serapan alokasi dana ke masyarakat menjadi minus dan kecil. Yang seharusnya belanja modal lebih besar dibandingkan biaya operasional, di Muba justru sebaliknya. Sehingga pembangunan di Muba minim yang ujung-ujungnya berimbas pada kesejahteraan masyarakat.
Beban biaya operasional, yang terdiri dari belanja pegawai baik untuk.
ASN dan non ASN seperti pembayaran gaji, honorer dan tunjangan lainnya. Kedua adalah belanja barang dan jasa untuk kegiatan sehari-hari seperti untuk keperluan belanja alat-alat kantor. Lalu yang ketiga adalah biaya pembayaran bunga hutang pemerintah daerahnya serta belanja-belanja sosial lainnya.
Jumlah biaya yang dikeluarkan dari empat kebutuhan itu lebih besar dibandingkan belanja modal. Inilah yang mendatangkan ketidakseimbangan hingga mendatangkan keterpurukan pembangunan untuk masyarakat.
“Ini yang kita cermati terjadi di Muba saat ini. Sehingga melalui kebijakan politik Anggaran saya yakin bisa membuat kondisi lebih baik, jika saya dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin Muba. Tidak akan ada lagi persoalan ekonomi sosial kemasyarakatan, infrastruktur dan memaksimalkan program pemberdayaan masyarakat, “urai Nasir.
Sementara disinggung hasil survey yang dilakukan beberapa lembaga Survey saat ini, Nasir justru mengucapkan syukur dan sangat berterimakasih, meski dirinya tidak tahu, kapan dilakukan survey serta lembaga mana saja serta indikator-indikator survey tersebut dilakukan, justru menempatkan namanya masuk dalam bursa terkuat calon bupati muba pada pilkada 2024, mendatang. Justru, sebut Nassir, hasil survey membuktikan bahwa elektabilitasnya yang dimilikinya sangat kuat dan baik.
“Kalau saya melihat, elektabilitas dan popularitas dari hasil survey yang dilakukan. Setelah kita lihat hasilnya, bahwa popularitas tertinggi saat ini dipegang oleh mereka yang pernah dan masih memimpin di Muba saat ini. Seperti Pak Beni yang masih menjadi plt Bupati Muba, juga ada nama pak Apriadi sebagai Sekda Muba saat ini serta nama bu Lusi yang merupakan mantan ibu Bupati di Muba. Popularitas tiga nama ini paling tinggi karena mereka memang sudah dikenal warga Muba, “katanya.
Namun dari sisi elektabilitas, justru didapati nama Nasir yang kuat, meski sebut Nasir, dia baru dua bulan melakukan kunjungan dan mendatangi warga Muba. Artinya respon yang diberikan warga Muba sejauh ini sangat baik dan positif sehingga menempatkan elektabilitasnya menguat. Dan ini pula menjadi gambaran nanti hasil survey yang dilakukan partainya ketika akan mengusung namanya menjadi kandidat dari Partai Golkar.
“Dan partai Golkar alhamdulillah masih menjadi partai yang populer di Muba, ” Katanya. (dewi).