Dalam sambutannya Wagub Mawardi Yahya menyampaikan terimakasih kepada Ketua DPD Asosiasi Pelaku Pariwisata Indonesia,(ASPPI) Sumsel dan penyelenggara kegiatan yang menggelar expo berbarengan dengan momen FORNAS VI Sumsel.
Dengan menjadi tuan rumah FORNAS VI Sumsel diharapkan semakin dapat membangkitkan gairah ekonomi dan usaha pariwisata di Sumsel.
Lebih jauh Wagub Mawardi mengatakan, pembangunan kepariwisataan tidak terlepas dari empat aspek penting dalam membangun citra pariwisata yakni pembangunan daya tarik wisata, pengembangan industri pariwisata, pemasaran serta peningkatan kelembagaan baik sumber daya manusia, aparatur maupun masyarakat.
Saat ini menurutnya Sumsel patut bersyukur karena sering ditunjuk menjadi tempat penyelenggaraan berbagai event penting baik nasional maupun internasional. Serta Sumsel pun menjadi model wisata olahraga nasional. Diharapkan dengan banyaknya event tersebut akan semakin meningkatkan kunjungan wisatawan di Sumsel.
Adapun event FORNAS yang tengah berlangsung ini menjadi bukti kepercayaan pemerintah pusat kepada Sumsel apalagi dengan penyelenggaraan ini ada 12.000 pegiat hadir ke Sumsel.
“Harapan kita dalam sektor pariwisata ini dapat membangkitkan usaha sektor pariwisata sekaligus memberikam gairah kepada masyarakat sekitar dalam menyambut peluang selama event berlangsung. Sebab pandemi Covid benar-benar berdampak pada sektor pariwisata termasuk perhotelan, tour and travel bahkan sampai pengelola daya tarik wisata juga sangat terimbas,” jelasnya.
Bahkan berbagai industri dan sektor usaha pariwisata menjadi sektor tertinggi yang mengalami dampak kerugian baik materi maupun sumber daya.
“Pemerintah tidak tinggal diam melihat fenomena ini sehingga kami bekerjasama dengan kementerian pusat berupaya membangkitkan UMKM dengan memberdayakan kearifan lokal dan membangkitkan pariwisata dimulai dengan membangun desa wisata, pelatihan, dna permodalan sektor usaha ekonomi kreatif, serta tidak lupa menciptakan event event yang mendatangkan para pengunjung, sehingga masyarakat dapat diuntungkan dengan adanya event tersebut,” jelasnya.
Sementara itu, wisata kesehatan atau wellness tourism ini menjadi salah satu fokus sektor pariwisata Indonesia selama new normal. Hal ini seiring tren wisata kesehatan yang semakin naik daun karena pandemi Covid 19.
“Meskipun wellness tourism ini baru namun PR kita adalah memulainya untuk mengenalkan wisata kesehatan di Sumsel. Hal ini bisa kita awali dengan pameran wisata kesehatan yang diselenggarakan ini,” jelasnya.
Lebih jauh dikatakannya Sumsel memiliki kekayaan alam dan budaya yang sangat berpotensi dalam menciptakan keberagaman industri wellness tourism di Indonesa.
Meski istilah wisata kesehatan masih awam namun wisata kesehatan dijelaskannya berbeda dengan wisata medis. karena wisata kesehatan atau wellness tourism memilki berbagai alternatif dari sisi produk yang dicampur dengan budaya, kuliner dan daya tarik wisata.
Dalam tujuan perjalanan, wisata medis dikenal dengan melakukan perjalanan hanya untuk mendapatkan perawatan guna mengatasi penyakit atau kondisinya. Sedangkan wisata kesehatan adalah para pengunjung melakukan wisata melakukan perjalanan untuk memelihara, mengelola dan meningkatkan kesehatan dan kondisi tubuh secara menyeluruh.
“Dalam motivasi liburan pun pelaku wisata kesehatan melakukan perjalanan berdasarkan keinginan untuk hidup sehat dan mencegah penyakit serta melakukan perjalanan untuk mengurangi stres, mengelola kebiasaan gaya hidup yang buruk, serta mendapat pengalaman yang otentik,” paparnya.
Di tempat yang sama Ketua ASPPI DPD Sumsel Mgs. Moh. Isnaini sekaligus ketua panitia pelaksana mengatakan bahwa health touris ini bukan barang baru karena cikal bakalnya sudah ada sejak tahun 2012 hasil kolaborasi dua kementerian yakni Kemenkes dan Kemenparekraf.
Adapum wisata kesehatan menurutnya terbagi menjadi empat kluster dan semuanya tersedia pada expo ini.
Kluster tersebut masing-masing yakni, wisata medis yang sudah terwakili dari RS dan lab yang ambil bagian. Kemudian wisata kebugaran diwakili stand fitnes center serta wisata ilmiah dari IDI dan terakhir kluster wisata olahraga.
“Semuanya ada di Sumsel dan besar harapan kami agar Pemprov dapat membantu penyelenggaraan event ini secara berkelanjutan. Bahkan menjadi event tahunan. Ini juga menjadi langkah kita mencegah devisa melayang lebih banyak ke luar negeri,” ucapnya.
Melalui momen ini Ia berharap menjadi waktu yang pas menunjukkan bahwa wisata kesehatan sangat potensi di Sumsel.
“Sekalian kita melaunching Sumsel Tanah Wisata Kesehatan. Agar ada peluang ekonomi lanjutan. Tinggal kita terus edukasi dan beri pemahaman warga bahwa Sumsel layak jadi tujuan wisata kesehatan,” jelasnya.
Selain melaunching Health Land Touriam, dalam kesempatan itu juga dilakukan penyerahan penghargaan kepada sejumlah tokoh Panutan Wisata Kesehatan.
Hadir dalam kesempatan itu Ketua DPRD Sumsel Hj. R.A. Anita Noeringhati, Ketua IDI Sumsel, Dr. Hj. Abla Ghani, Sp.THT-KL (K), perwakilan RSUD Siti Fatimah, Direktur RSUD Bari Palembang, dr. Hj. Makiani dan sejumlah kepala OPD di lingkungan Pemprov Sumsel.*